Halo temen-temen..
Pada kesempatan ini kita akan berdiskusi dan membahas proses pembentukan tata surya kita…
Para peneliti saat ini sepakat bahwa pembentukan alam semesta diawali dari gumpalan atom berbentuk titik yang sangat kecil. Titik tersebut merupakan semua materi dan energi yang saat ini membentuk alam semesta. Kemudian titik tersebut meledak “BOOM” dan alam semesta pun terbentuk. Begitulah cerita awal dari teori BIG BANG.
Pada awal terbentuk, alam semesta sangatlah kecil, padat dan panas yang seluruhnya terdiri dari energi hingga atom. Lalu dalam beberapa detik atom hidrogen mulai terbentuk dan sekitar 3 menit alam semesta mengalami penurunan suhu yang sangat drastis dibawah 1 miliar derajat dan diameternya berkembang sekitar 53 juta km. Atom-atom hidrogen kemudian mengalami reaksi fusi membentuk atom helium. Karena alam semesta terus mengalami penurunan suhu dan berkembang, atom dan molekul mulai melambat dan berakumulasi menjadi gumpalan-gumpalan awan yang disebut nebula.
Pada awal terbentuknya alam semesta, nebula terbentuk sebagai daerah yang masif kemudian gaya gravitasi menyedot gas disekitarnya untuk memperkaya dan memperpadat massa nebula. Karena daerah tersebut terus menarik lebih banyak gas, gas kemudian memadat menjadi daerah yang lebih kecil dan mulai berputar serta berotasi disekitar sumbunya (gambar 1). Laju rotasi gas kemudian semakin cepat dan berevolusi menjadi cakram. Karena gas terus terkumpul dan cakram terus berkembang akhirnya gaya gravitasi meruntuhkan bagian dalam cakram menjadi bola padat dan suhunya mulai meningkat. Akhirnya bola tersebut cukup panas untuk bersinar dan menjadi proto-bintang lalu massa yang tersisa dari cakram kemudian mengumpul menjadi bola yang lebih kecil membentuk planet.
![](https://static.wixstatic.com/media/5f0a27_0494fc90be3046428eaff0894b748b62~mv2.jpg/v1/fill/w_980,h_557,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/5f0a27_0494fc90be3046428eaff0894b748b62~mv2.jpg)
Gambar 1. Ilustrasi nebula yang berotasi
Proto-bintang kemudian terus tumbuh menjadi sangat padat dan panas hingga suhunya mencapai 10 juta derajat. Pada keadaan seperti ini, reaksi fusi dari inti hidrogen terjadi membentuk inti helium. Reaksi tersebut menghasilkan energi yang sangat besar dan menakutkan. Ketika reaksi pertama dari proto-bintang dimulai, bintang sejati generasi pertama terbentuk dan tubuhnya mulai menyala.
Bintang generasi pertama ini diperkirakan 100 kali lebih besar dari massa matahari. Para peneliti pun percaya bahwa semakin besar bintang akan menyebabkan semakin panas ia membakar dan semakin cepat ia kehabisan bahan bakar lalu mati. Bintang yang besar kemungkinan hanya bisa bertahan jutaan hingga puluhan juta tahun hingga akhirnya meledak sangat hebat yang disebut supernova. Setelah itu terbentuk bintang-bintang generasi berikutnya.
Lalu bagaimana proses terbentuknya tata surya kita ini?
Planet, bulan, asteroid dan komet berdasarkan teori nebular berasal dari material bagian luar dari cakram (proto-planetary disk) atau material yang tidak menjadi bagian penyusun bintang. Peneliti saat ini dapat membagi material penyusun tata surya menjadi 92 element. Geologist membagi element ini menjadi 2 kelas yaitu material volatile dan refractory. Material volatile seperti hidrogen, helium, metana, ammonia, air dan karbon dioksida merupakan material yang hadir sebagai gas di permukaan bumi atau dekat ke matahari dan semakin jauh akan mengembun menjadi es. Material refractory merupakan material yang leleh pada suhu yang tinggi dan akan mengembun menjadi partikel padat yang disebut “debu” di ruang angkasa yang dingin.
Sama seperti pembentukan bintang, gaya gravitasi menarik gas dan debu untuk berkumpul menyerupai sebuah cakram. Akhirnya sebuah bola terbentuk ditengah cakram yang merupakan proto-matahari. “Debu” (partikel dari material refractory) terkonsentrasi di dalam cincin, sementara “es” (partikel dari material volatile) terkonsentrasi di luar cincin. Akhirnya, bola gas padat yang berada di tengah cakram menjadi panas dan cukup untuk memulai reaksi fusi. Ketika bola tersebut menyala, kemudian menjadi Matahari.
Partikel “Debu” dan “Es” kemudian bertabrakan dan menempel bersama sama membentuk planetesimal. Planetesimal akan semakin besar seiring dengan tabrakan yang terjadi secara terus-menerus. Secara bertahap, berkembang menjadi kumpulan berbentuk irregular dari proto-bumi. Kemudian bagian dalam dari proto-bumi mengalami pemanasan akibat tumbukan, pemadatan volume, dan peluruhan unsur radioaktif. Bagian dalam bumi kemudian dapat dibedakan menjadi inti dan mantel. Lalu gaya gravitasi membentuk Kembali proto-bumi menjadi bentuk bola.
![](https://static.wixstatic.com/media/5f0a27_68c40a08ebda43a39317c03093fce3dd~mv2.jpg/v1/fill/w_980,h_594,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/5f0a27_68c40a08ebda43a39317c03093fce3dd~mv2.jpg)
Gambar 2. Ilustrasi bumi tertabrak planet seukuran mars
Kemudian setelah bumi terbentuk, sebuah planet seukuran mars bertabrakan dengannya (gambar 2). Puing–puing ledakan yang dihasilkan kemudian membentuk cincin disekitar bumi (gambar 3). Cincin puing–puing tersebut kemudian membentuk bulan.
![](https://static.wixstatic.com/media/5f0a27_5db1fb6ae87b41549ce2e44a62d03fa8~mv2.jpg/v1/fill/w_980,h_493,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/5f0a27_5db1fb6ae87b41549ce2e44a62d03fa8~mv2.jpg)
Gambar 3. Ilustrasi cincin puing puing proto-bulan berwarna putih
Gas volkanik seperti nitrogen, oksigen, argon, karbon dioksida, neon, metana, ozon, karbon monoksida dan sulfur dioksida membentuk atmosfer bumi. Ketika bumi menjadi cukup dingin, bumi menjadi lembap dan hujan turun membentuk lautan. Akhirnya terbentuklah bumi seperti yang kita injak saat ini (gambar 4).
![](https://static.wixstatic.com/media/5f0a27_7e0ede962839404284753870c807aa26~mv2.jpg/v1/fill/w_980,h_609,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/5f0a27_7e0ede962839404284753870c807aa26~mv2.jpg)
Gambar 4. Ilustrasi bumi dan bulan saat ini
Pada kesempatan kali ini kita diskusi sampai sini dulu. Apabila kamu sudah membaca artikel ini jangan lupa untuk tinggalkan jejak kalian agar menjadi fosil di masa yang akan datang….
Terima Kasih
-Kak Geos-
Referensi:
Marshak, Stephen (2013). Essentials of Geology 4th Edition. W.W. Norton & Company, Inc.
Comments